Monday, August 17, 2020

Mengenal Arti dan Fungsi Kapasitor

 Kapasitor merupakan komponen listrik yang dapat menyimpan energi listrik dalam jangka waktu tertentu. Dikatakan dalam jangka waktu tertentu karena walaupun kapasitor diisi sejumlah muatan listrik, muatan tersebut akan habis setelah beberapa saat, tergantung besarnya kapasitas kapasitor. Besarnya kapasitor diukur dalam satuan Farad. Dalam prakteknya ukuran ini terlampau besar, sehingga digunakan satuan yang lebih kecil seperti microfarad (𝜇F), nanofarad atau pikofarad.


Kapasitor memiliki dua jenis yaitu:

a. Kapasitor Polar

Pada kapasitor polar, adanya penentuan kutub-kutub kapasitor bila hendak dihubungkan dengan suatu rangkaian, dan hanya bekerja pada tegangan DC. Kapasitor polar memiliki kapasitas yang relatif besar.

b. Kapasitor non polar

Pada kapasitor non-polar tidak memiliki kutub-kutub sehingga dapat dipasang pada posisi terbalik pada rangkaian, serta dapat dihubungkan dengan tegangan AC. Ukuran kapasitor non polar kebanyakan relatif kecil, dengan satuan nanofarad dan pikofarad.


Kapasitor

Simbol Kapasitor

Kapasitor memiliki tegangan kerja maksimum yang tertera pada lebel di housingnya. Tegangan rangkaian listrik yang dihubungkan pada kapasitor tidak boleh melampaui tegangan kerja maksimum kapasitor yang bersangkutan, karena akan menyebabkan kerusakan permanen (bahkan pada beberapa kasus, terjadi ledakan). Tegangan kerja maksimum ini berkisar : 10V, 25V, 35V, 50V, 100V untuk kapasitor polar dan 250V sampai 750V untuk kapasitor non-polar. Terdapat praktis kapasitor, yaitu: 1. kapasitor yang kosong muatan bertindak seolah-olah konduktor (penghantar), dan 2. kapasitor yang penuh muatan bertindak seolah-olah isolator (penyekat).

Contoh Aplikasi Kapasitor pada Sepeda Motor

Aplikasi/penggunaan kapasitor pada sistem kelistrikan sepeda motor bisa ditentukan dalam rangkaian sistem pengapian konvensional (menggunakan platina), dan pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition) baik CDI dengan arus DC (searah) maupun CDI dengan arus AC (bolak-balik). Gambar dibawah ini memperlihatkan aplikasi kapasitor pada sistem pengapian CDI arus AC.

Contoh aplikasi penggunaan kapasitor pada sepeda motor

Berdasarkan gambar diatas, kapasitor dalam CDI unit bekerja menyimpan arus sementara (100 sampai 400V) dari magnet yang telah disearahkan lebih dulu oleh diode ketika SCR (Silicone Control Rectifier) belum aktif. Setelah gerbang G pada SCR diberi sinyal untuk proses pengapian, maka SCR akan aktif dan menyalurkan arus listrik dari anoda (A) ke katode (K). Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus (discharge) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer (primary coil) koil pengapian untuk menghasilkan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri. Akibat induksi diri dari kumparan primer tersebut, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api yang akan digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar.

Simbol-simbol Komponen Kelistrikan

Jika rangkaian kelistrikan digambarkan dengan gambar asli benda yang bersangkutan, maka ilustrasi dan pemahamannya bisa menjadi cukup sulit dan rumit. Untuk itu, pada pembuatan diagram rangkaian kelistrikan biasanya dilakukan hanya dengan membuat simbol-simbol yang menunjukkan komponen kelistrikan dan kabel-kabel. Beberapa simbol-simbol telah disebutkan pada pembahasan diatas. Adapun simbol-simbol yang sering digunakan pada pembuatan rangkaian sistem kelistrikan secara garis besar adalah sebagai berikut:

Simbol-simbol komponen Kelistrikan

Previous Post
Next Post

0 komentar: