Keindahan alam Sumatera Barat terangkum lengkap di tanah Minangkabau.
Dari pantai-pantai yang menawan, bentangan ngarai, serta lembah yang mengagumkan, hiasan kontur alam berupa gunung dan perbukitan, serta tak ketinggalan keindahan danau-danau yang memukau.
Tidak diragukan lagi, salah satu danau di Sumatera Barat yang menyimpan panorama alam yang memikat adalah
Selain memiliki panorama yang menggoda, Danau Maninjau juga menjadi salah satu pemasok utama ikan di wilayah Sumatera Barat, terutama di Kabupaten Agam.
Karena banyak ikan yang dihasilkan oleh danau ini, baik ikan yang hidup di perairan lepas dan ditangkap para nelayan maupun yang di budidayakan menggunakan keramba jaring apung (KJA).
Besarnya potensi Danau Maninjau sebagai penghasil ikan dapat dilihat dari besarnya kerugian para pemilik pembudidayaan KJA pada saat terjadinya angin kencang dan curah hujan yang tinggi di akhir bulan November 2017 yang lalu.
Peristiwa alam tersebut mengakibatkan sebanyak 50 ton ikan mati dengan total kerugian mencapai Rp. 1,5 Milyar.
Danau yang memiliki panjang 16 km dan lebar 7 km ini merupakan danau terluas ke-11 di Indonesia dan terluas ke-2 di provinsi Sumatera Barat setelah
Danau Singkarak yang luasnya mencapai 129,69 km².
Danau Maninjau berada pada ketinggian 461,50 meter diatas permukaan laut dengan luas area permukaan 99 km² serta kedalaman rata-rata 105 meter dan kedalaman maksimal diperkirakan mencapai 165 meter. |
Tabloidwisata.com |
Danau Maninjau merupakan danau vulkanik karena terbentuk dari letusan Gunung Sitinjau yang terjadi sekitar 52.000 tahun yang lalu.
Akibat dari letusan tersebut, banyak material piroklastik berhamburan dan terbentuk kalder yang kini menjadi Danau Maninjau.
Danau Maninjau menjadi sumber air dari sebuah sungai besar bernama
Batang Sri Antokan yang bagian hulunya dimanfaatkan untuk PLTA Maninjau.
Berada di atas ketinggian dan dikelilingi oleh perbukitan, membuat daerah sekeliling Maninaju memiliki udara yang sangat sejuk.
Diantara perbukitan yang mengelilingi area danau, puncak yang tertinggi dikenal dengan sebutan Puncak Lawang.
|
Portalwisata.co.id |
Legenda Asal-usul Danau Maninjau
Terlepas dari asal-usul terbentuknya Danau Maninjau ini dan diluar kacamata keilmuan, terdapat legenda atau cerita misteri tentang asal-usul Danau Maninjau yang dikenal dengan Kisah Bujang Sembilan.
Konon dulu dulu ada sepuluh bersaudara yang terdiri atas sembilan bujang atau laki-laki dan satu peremouan.
Suatu ketika perempuan tersebut menjalin asmara dengan seorang laki-laki bernama Sigiran.
Hubungan tersebut tidak disetujui oleh ke-sembilan saudaranya.
Karena gadis itu tidak mau menurut, ke-sembilan saudaranya kemudian membuat fitnah dan menyebarkan ke tengah-tengah masyarakat bahwa hubungan ke-duanya telah melampaui batas dan melanggar norma masyarakat.
Masyarakat yang terbawa oleh fitnah menjadi marah dan menghukum ke-dua nya dengan menceburkan ke dalam kawah Gunung Sitinjau.
Sebelum jatuh ke dasar kawah, gadis itu berkata dengan lantang apabila dia dan kekasihnya memang bersalah, maka tidak akan terjadi apa-apa.
Namun, jika ternyata mereka ber-dua tidak bersalah, maka Gunung Sitinjau akan meletus.
Tidak berapa lama kemudian, apa yang diucapkan gadis itu menjadi kenyataan.
Gunung yang semula tenang, tanpa diduga meletus dan mengubur seluruh masyarakat desa.
Ditempat tersebut juga terbentuk sebuah danau besar dan ke-sembilan saudara si gadis yang berhati jahat berubah wujud menjadi ikan yang menghuni kawasan perairan Danau Maninjau.
Keindahan Danau Maninjau
|
Jejakpiknik.com |
Hamparan air jernih yang berwarna kebiru-biruan yang berpadu dengan bukit-bukit dan hijaunya pepohonan akan membuat siapapun betah berlama-lama berada di kawasan Maninjau.
Keindahan itulah yang membuat siapapun tidak akan sulit untuk mencari sudut pengambilan gambar pada saat memotret lanskap di sekitar Danau Maninjau.
Begitu pula jika ingin ber-swafoto, spot-spot cantik dapat dengan mudah dijadikan background foto.
Bagi yang ingin berenang, Danau Maninjau menjadi tempat yang menyenangkan karena airnya yang segar dan jernih, asalkan tidak berenang terlalu ke tengah mengingat kedalaman rata-rata danau 150 meter dan titik yang paling dalam mencapai 165 meter.
Bagi yang memiliki hobi memancing, tempat wisata Danau Maninjau ini bak surga, karena banyaknya ikan yang hidup di kawasan perairan Maninjau.
Kamu dapat memancing di area tepi danau atau dengan menyewa perahu dari para nelayan.
Wisatawan yang ingin berkeliling di area perairan dan melihat budidaya ikan dengan menggunakan keramba Jaring apung, juga dapat menyewa perahu dan speedboat dengan harga yang cukup bersahabat.
Meski keindahan alam dapat dinikmati di hampir setiap sudut Maninjau, di dekat PLTA di bangun sebuah objekwisata yang diberi nama Taman Muko Muko.
Selain dihiasi dengan taman yang tertata cantik, di tempat ini juga tersedia fasilitas untuk bermain anak-anak dan tempat ibadah.
|
Indonesiakaya.com |
Ada lagi tempat yang wajib dikunjungi saat berkunjung ke Danau Maninjau adalah sebuah Desa Wisata bernama Kota Malintang yang terletak di kaki Bukit Barisan.
Di sini wisatawan dapat menikmati durian Sumatera yang dikenal memiliki cita rasa yang khas, karena hampir semua penduduk menanam pohon durian.
Di kota Malintang ini, terdapat sebuah tradisi menarik yang dikenal dengan nama Balangge.
Tradisi ini dimaksudkan untuk menghindari pencurian buah durian dengan memberikan kesempatan kepada warga yang tidak memiliki pohon durian untuk memungut buah durian yang telah jatuh dari pohonnya.
Namun, durian yang jatuh tersebut hanya boleh diambil pada jam 04.00 - 06.00 atau setelah Subuh.
|
Sumbarprov.go.id |
Bagi kamu yang datang dari luar daerah dan ingin menikmati malam di kawasan danau, tersedia juga sejumlah
homestay, cottage, serta hotel dengan harga sewa yang bervariasi, tergantung dari fasilitas yang diberikan.
Dengan menginap di pinggir Danau itulah keindahan Danau Maninjau akan dapat kamu nikmati secara total.
|
Pegipegi.com |
Lokasi Danau Maninjau
Secara administratif alamat Danau Maninjau berada di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat
Jaraknya dari Kota Padang sekitar 140 km, dari kota Bukittinggi sekitar 36 km dan dari Kota Lubuk Basung yang merupakan ibukota Kabupaten Agam sekitar 27 km.