Saya harap kawan-kawan semua tetap sehat dan tetap dalam lindungan Allah SWT. Amiinn
Sahabat Kenzie, kamu pasti tahu dengan Menara Jam Big Been yang berlokasi di Istana Westminster, London, Britania Raya - Inggris, kan?
Tak perlu susah-susah kesana deh kalau mau melihat Menara Jam seperti itu.
Di Indonesia juga ada kok Menara Jam yang bentuknya hampir mirip dengan Menara Jam Big Been, namanya
Menara Jam Gadangyang berada di Bukittinggi, Padang, Sumatera Barat.
Nahh, pada kesempatan yang berbahagia ini, Kenzie akan mengulas sedikit informasi mengenai bangunan yang menjadi sebuah ikon kota Padang.
Yapp, tak lain dan tak bukan, bangunan tersebut bernama
Jam Gadang.
Di telinga sahabat Kenzie sudah tak asing lagi bukan nama bangunan itu?
Jam Gadang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia artinya
"Jam Besar".
Karena masyarakat Minangkabau menyebut besar dengan "Gadang".
Jam Gadang merupakan sebuah peninggalan zaman Hindia-Belanda yang memiliki daya tarik yang tersembunyi dari mulai waktu pembangunan sampai era modern seperti sekarang ini.
Sejak pembangunannya, Jam Gadang melalui tiga kali renovasi di bagian punaknya.
Menara Jam Gadang ini berada tepat di pusat kota Bukittinggi yang dijadikan sebagai markah tanah (penanda) titik nol kota Bukittinggi.
Jika naik ke menaranya, kamu bisa melihat keindahan kota Bukittinggi serta menyaksikan langsung pesona tiga buah gunung, yakni: Gunung Sago, Gunung Marapi, Gunung Singgalang.
Sejarah Jam Gadang
|
Instagram.com/evanrae_ |
Pembangunan Jam Gadang pada era Hindia - Belanda di perintahkan oleh seorang ratu yang berasal dari Belanda bernama
Ratu Wilhelmina.
Setelah bangunan Jam Gadang selesai di bangun pada tahun 1926, Ratu Wilhelmina menghadiahkannya kepada
"Rook Maker" yang pada saat itu sedang menjabat sebagai sekretaris di "Fort De Kock".
Fort De Kock sendiri merupakan sebutan lain dari Kota Bukittinggi pada saat itu.
Designnya dirancang oleh
Yazid Rajo Mangkuto, yang merupakan seorang arsitektur pribumi, dan peletakan batu pertama dilakukan oleh putra Rook Maker yang pada saat itu masih berusia 6 tahun.
Pembangunannya diprediksi menghabiskan dana 3.000 Gulden. Perlu diketahui ya sahabat Kenzie, pada saat itu nilai angka tersebut cukup fantastis.
Tak heran jika dalam sejarah pembangunannya memakan waktu cukup lama, Jam Gadang menjadi pusat perhatian sehingga dikenal luas dikalangan masyarakat.
Sejak didirikan hingga saat ini, ornamen Jam Gadang mengalami beberapa kali perubahan khususnya pada bagian atapnya.
Pertama kali dibangun, atap menara dibuat berbentuk bulat dengan patung ayam jantan diatasnya yang menghadap kearah timur.
Pada masa penjajahan Jepang, atap tersebut direnovasi menjadi bentuk seperti Pagoda atau Klenteng.
Kemudian setelah Indonesia merdeka, atap menara tersebut diubah lagi menjadi bentuk seperti adat rumah Minangkabau sekaligus menjadi simbol dari suku Minangkabau.
Keunikan Jam Gadang
Dibalik pembuatannya, ternyata Jam Gadang memiliki keunikan tersendiri, yaitu angka romawi yang terdapat pada jam tersebut.
Tulisan angka "empat" yang ada di jam tersebut menyimpang dari pakem, karena tertulis "IIII" bukan "IV", tapi itulah letak keunikannya.
Angka empat romawi yang seharusnya ditulis IV malah ditulis dengan IIII.
Struktur Bangunan Jam Gadang
Bangunan menara Jam Gadang yang berada di pusat Kota Bukittinggi memiliki ketinggian kurang lebih 26 meter dengan luas bagian tapak bawahnya kurang lebih 13 x 4 meter.
Pada bagian atas terdapat 4 buah jam disetiap sisi-sisinya yang memiliki ukuran yang sama besar. Ke-4 jam tersebut memiliki diameter 80 centimeter.
Mesin jam yang menggerakan ke-4 jam ini berada pada bagian dalam bangunan, tepatnya di tingkat ke-3.
Terdapat empat buah tingkatan yang bisa teman-teman lewati di dalam bangunan jam ini.
Pada tingkat ke-1 terdapat ruangan yang digunakan oleh petugas Jam Gadang untuk mengawasi siapa saja yang akan naik keatas.
Pada tingkatan ke-2, akan terlihat bandul pemberat jam yang memiliki peranan sangat penting.
Pada tingkatan ke-3 teman-teman akan melihat bentuk dari mesin jam tersebut.
Mesin jam ini merupakan barang antik dan langka, karena hanya dibuat 2 buah saja di dunia.
Mesin jam pertama digunakan untuk menara Jam Big Been di London dan mesin jam kedua digunakan pada Jam Gadang di Bukittinggi.
Pada tingkatan ke-4, digunakan untuk tempat menaruh lonceng jam yang besar. Tingkat ke-4 ini merupakan tempat paling atas dari Menara Jam Gadang.
Jika berdiri disini, akan terlihat dengan jelas loncengnya, jika diperhatikan lebih dekat, dibagian lonceng terdapat tulisan Vortmann Recklinghausen.
Vortmann adalah orang yang membuat jam ini dengan nama lengkap Benhard Vortmann, sedangkan Recklinghausen merupakan sebuah kota yang berada di Jerman, tempat pembuatan mesin jam.
Mesin jam ini diproduksi pada tahun 1892.
Bangunan ini tidak terbuat dari batu bata dan semen, juga tidak menggunakan dan memiliki besi penyangga.
Hanya putih telur, campuran kapur dan pasir putih, yang digunakan oleh pembuatnya pada zaman itu untuk membangun menara Jam Gadang.
|
Instagram.com/jamall858 |
Kegiatan Seru Yang Bisa Dilakukan Di Kawasan Wisata Jam Gadang
Jika sahabat Kenzie berlibur ke Jam Gadang Bukittinggi, ada beberapa kegiatan seru yang bisa kamu lakukan, antara lain;
1. Menaiki Menara Jam Gadang
Jika kamu mendapatkan izin, kamu bisa naik keatas menara Jam Gadang dan melihat bagian dalam dari bangunan ini, mulai dari tingkatan pertama sampai tingkatan ke-empat.
Dari atas menara kamu bisa menyaksikan keindahan kota Bukittinggi dan melihat pesona tiga buah gunung: Gunung Sago, Gunung Marapi, dan Gunung Singgalang.
2. Kuliner
Di kawasan wisata Jam Gadang, sudah ada warung dan rumah makan yang bisa kamu kunjungi untuk mencicipi kuliner khas Kota Bukittinggi.
3. Berbelanja
Sudah ada Pasar Atas dan Pasar Bawah di dekat Jam Gadang yang bisa kamu kunjungi untuk berbelanja oleh-oleh khas Kota Bukittinggi.
4. Naik Bendi
Bendi adalah sebutan lain dari "delman", oleh masyarakat Minangkabau. Kamu yang sedang berada di Jam Gadang bisa naik bendi bersama teman atau keluarga untuk berkeliling kawasan wisata Jam Gadang.
Fasilitas Di Sekitar Jam Gadang Bukittinggi
Untuk sahabat Kenzie yang akan berlibur ke obyek wisata Jam Gadang, sudah terdapat berbagai macam fasilitas pendukung, seperti ;
- Tong Sampah
- Toilet
- Penginapan
- Hotel
- Rumah Makan
- Musholla/Masjid
- Keamanan
- Jasa Fotografi
- Guide
- Tempat Parkir
Hotel Di Sekitar Wisata Jam Gadang
Untuk sahabat Kenzie yang akan berlibur ke kawasan wisata Jam Gadang dan ingin menginap,
ada beberapa hotel yang bisa kamu pilih, antara lain :
- Hotel Jogja. Alamatnya di Aur Tajungkang Tengah Sawah, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat 26111. Telp : (0752) 21142
- Hotel Yuriko. Alamatnya di Jl. Sudirman Kel. Bukit Cangang Kayu Ramang, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat 26138. Telp : (0752) 22412
- Novotel. Alamatnya di Jl. Laras Datuk Bandaro, Bukit Cangang Kayu Ramang, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat 26115. Telp : (0752) 35000
- Hotel Benteng. Alamatnya di Jl. Benteng No. 1, Benteng Pasar Atas, Bukittinggi, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat 26113. Telp : (0752) 22128
- Hotel Indria. Alamatnya di Jl. KH, Jl. H. Agus Salim No. 1, Bukit Cangang Kayu Ramang, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat 26116. Telp : (0752) 21569
- Hotel Orchid. Alamatnya di Jl. Teuku Umar No. 11, Benteng Pasar Atas, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat 26136. Telp. (0752) 32634
- Grand Rocky Hotel. Alamatnya di Jl. Yos Sudarso No. 29, Kayu Kubu, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat 26136. Telp. (0752) 627000
Itulah beberapa hotel yang ada di dekat obyek wisata jam gadang yang saya kutip dari google.
Gimana nih sahabat Kenzie?
Tertarik untuk liburan ke Bukittinggi?
Tetap ingat pesan Kenzie ya,,
Jagalah lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Jangan tinggalkan apapun kecuali JEJAK
Demikian lah informasi yang singkat mengenai Tempat Wisata Jam Gadang Bukittinggi yang dapat saya sampaikan.
Terima kasih atas kunjungannya di blog ini, jika menurut sahabat Kenzie artikel ini bermanfaat, boleh dong di share ke teman-teman atau saudara kalian yang suka Traveling..
Selamat Berlibur
Happy Travelling