Friday, April 23, 2021

Inilah Fungsi ECU (Electronic Control Unit) & Prinsip Kerjanya

 TipsSolusi.com - Fungsi ECU (Electronic Control Unit) & Prinsip Kerjanya - Electronic Control Unit (ECU) adalah sebuah perangkat elektronik yang berfungsi untuk mengatur operasi dari internal combustion engine (mesin pembakaran dalam). Kelebihan menggunakan ECU ini adalah agar waktu pengapian dan penyemprotan bahan bakar lebih presisi.


Ada beberapa cara untuk memperoleh pembakaran yang sempurna diantaranya adalah mengontrol jumlah bahan bakar ke dalam mesin dan waktu penginjeksian. Sehingga jumlah bahan bakar dapat diatur sesuai dengan kebutuhan mesin serta mongontrol proses pembakaran dengan timing advance pengapian yang tepat sehingga seluruh campuran bahan bakar dengan udara terbakar sempurna.
ECU (Electronic Control Unit)

Beberapa ECU yang biasa digunakan diantaranya adalah ECM (Engine Control Module), PCM (Powertrain Control Module), BCM (Brake Control Module), & GEM (General Electric Module) dll.

Fungsi ECU (Engine Control Unit) / ECM (Engine Control Module) Pada Mesin


ECU pada mesin atau disebut juga dengan nama ECM (Engine Control Module) memiliki fugsi, sebagai berikut :
  • 1. Menentukan waktu penyemprotkan (penginjeksian) bahan bakar, dengan durasi waktu yang cepat atau lama.
  • 2. Mengontrol waktu pengapian agar waktu pengapian dapat terjadi tepat waktu.
  • 3. Menjaga mesin agar tidak terjadi detonasi dengan cara memajukan / memundurkan saat pengapian jika sensor knocking mendeteksi adanya gejala detonasi.
  • 4. Mengontrol cold start injector untuk beroperasi pada beberapa tipe kendaraan ketika kondisi mesin dingin, sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi gemuk dan mesin akan lebih mudah untuk menyala pada kondisi dingin.
  • 5. Mengontrol aliran udara selama mesin pada putaran idle (stasioner), yaitu melewati katup ISC (Idle Speed Control).
  • 6. Mengatur kerja kipas pendinginan. Pada saat mesin sudah mencapai temperatur sekitar 80o C, kipas pendingin akan bekerja sehingga tidak akan terjadi overheating.

Komputer Pengontrolan ECU Dibagi Menjadi 2 Jenis

1. Jenis rangkaian analog (analog circuit type)
Pengontrolan waktu injeksi berdasarkan waktu yang diperlukan kapasitor untuk pengisian (charge) dan pengeluaran (discharge).

2. Jenis pengontrolan microcomputer (microcomputer controlled type)
Komputer ini digunakan untuk menyimpan data base mapping dalam memori untuk menentukan waktu penginjeksian (injection timing) dan durasi bahan bakar yang diinjeksikan serta mongontrol proses pembakaran dengan timing advance.

ECU bekerja secara digital logic dengan sebuah mikrokontroller yang berfungsi mengolah data dengan proses membandingkan dan mengkalkulasi data untuk disesuaikan oleh kebutuhan mesin. Pengolahan data dari bebagai sensor -sensor diantaranya :
  • Throttle Position Sensor (TPS)
  • Intake Air Temperature sensor (IATS)
  • Manifold Air Pressure (MAP)
  • Crank Position Sensor
  • Oxygen Sensor 
  • KnockSensor
  • Coolant Temperatur Sensor.

Informasi dari sensor-sensor tersebut akan diproses oleh mikrokontroller untuk memerintah actuator yaitu injector, coil, fuel pump, dan fan. Akan tetapi muncul masalah baru, dimana ECU asli kendaraan pada umumnya tidak dapat dirubah base mapping yang tersimpan pada memori ECU tersebut atau biasa disebut Fix Mapping.

Prinsip Kerja ECU (Electronic Control Unit)

Skema Prinsip Kerja ECU

1. Sensor
Sensor merupakan input atau masukan untuk ECU (Electronic Control Unit) pada sistem EFI, sensor berfungsi sebagai pemberi sinyal. Sinyal sensor terdapat dua jenis, yaitu : sinyal discrete dan  sinyal analog. Discrete signal berupa skala biner dimana hanya ada ON atau OFF (1 atau 0, benar atau salah), contoh nya pada push button. Sedangkan sinyal analog menggunakan prinsip rentang suatu nilai antara nol hingga skala penuh.

Misalnya pada sensor MAP (Manifold Air Pressure) dan TPS (Throttle Position sensor).  Signal analog bisa berupa tegangan atau arus listrik yang akan diproporsionalkan oleh nilai integer  mikrokontroler  ECU, contohnya : pembacaan pada Throttle 0 % - 100 % akan dikeluarkan sensor TPS dengan nilai tegangan 0 V � 5 V dimana nilai ini akan dikonversikan menjadi nilai integer 0 � 32767.

2. ECU (Engine Control Unit)
ECU memiliki tiga bagian utama, yaitu: mikrokontroler, sistem memori dan sistem power supply. Semua aktivitas memproses data yang diambil dari sensor akan terjadi pada mikrokontroler ECU secara aritmatik dan logic, yaitu: operasi logika, sequential, timer, counter dan ADC serta mengendalikan kerja sistem secara keseluruhan.

Mikrokontroler ECU akan menghitung sinyal yang masuk dari pulser atau CKP (Crankshaft Position Sensor) secara  timer dan counter  sehingga dapat menentukan kapan waktu pengapian yang tepat dan jumlah bahan bakar yang  harus diinjeksi kan ke dalam mesin sesuai dengan RPM mesin.

4. Aktuator
Hasil data yang diproses oleh ECU akan dikeluarkan berupa sinyal digital untuk menjalankan aktuator. Lamanya waktu Injektor untuk menginjeksikan bahan bakar akan sesuai dengan perhitungan di dalam mikrokontroler ECU. Begitu juga dengan waktu pengapian.

5. COM
COM berfungsi sebagai media  komunikasi ECU dengan alat interface lain, misalnya : laptop, komputer atau handphone. Dari media COM inilah kita bisa melakukan perubahan nilai dari parameter-parameter waktu pengapian dan injeksi.

Thursday, April 22, 2021

Tips Cara Pemeriksaan Komponen Motor Starter

 TipsSolusi.com - Pemeriksaan Komponen Motor Starter - Untuk menghidupkan mesin pada kendaraan dibutuhkan komponen sebagai penggerak awal yang berfungsi untuk memutar poros engkol. Komponen tersebut terdapat pada sistem starter.


Pada umumnya sistem starter berdasarkan cara pengoprasiannya dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu :
  • Kick starter
  • Electric starter.

Akan tetapi padak mobil hanya menggunakan 1 sistem starter yaitu starter tipe elektrik. 

Pada motor starter elektrik terdapat beberapa komponen yang terdiri dari :
  • Yoke & pole
  • Kumparan medan (field coil)
  • Armature
  • Pinion gear
  • Magnetic switch
  • Brush
  • Tuas pendorong
  • Armature brake
  • Kopling geser

Agar motor starter dapat bekerja dengan baik maka pemeriksaan kondisi motor starter perlu untuk dilakukan.

Pemeriksaan Komponen - Komponen Motor Starter


1. Pemeriksaan gulungan anker dengan Avometer / Multitester

  • Periksa gulungan anker terhadap hubungan singkat dengan massa. Jika ada hubungan singkat dengan massa anker diganti / diperbaiki.
Periksa gulungan anker

  • Periksa hubungan segmen - segmen komutator terhadap kemungkinan putus pada gulungan
Periksa hubungan segmen - segmen komutator

2. Pemeriksaan gulungan anker Dengan Growler :

  • Periksa gulungan anker terhadap hubungan singkat dengan massa menggunakan growler. 
  • Letakkan anker pada tester dan tempelkan sebilah plat atau daun gergaji di atas anker bila plat bergetar keras, ada hubungan singkat
Periksa gulungan anker dengan glower

3. Pemeriksaan komutator, sikat, pemegang sikat & kopling jalan bebas :

  • Periksa komutator terhadap kotor dan terbakar bila kotor bersihkan dengan kertas gosok no. 400.
  • Periksa kelonjongan komutator menggunakan dial indikator.
Periksa kelonjongan komutator

  • Periksa diameter komutator dengan mikrometer / jangka sorong. Lalu bandingkan hasil pengukuran kelonjongan dan diameter dengan ketentuan pada buku petunjuk.
Periksa diameter komutator

  • Periksa segmen - segmen komutator terhadap kebersihan alur - alur segmen. Jika alur - alur segmen kedalamannya kurang dari minimum perbaiki dengan gergaji atau frais komutator
 Periksa kedalaman alur-alur segmen komutator

  • Periksa permukaan bidang kontak sikat - sikat & bersihkan. Ukur panjang sikat - sikat, bandingkan dengan ukuran minimal pada buku petunjuk, kalau terlalu pendek ganti dengan yang baru
Ukur panjang sikat - sikat

  • Periksa tekanan pegas sikat dengan timbangan tarik bandingkan dengan ketentuan pada buku petunjuk hasil pengukuran dibaca saat pegas sikat lepas dari sikat
Periksa tekanan pegas sikat

  • Periksa pemegang sikat positif terhadap hubungan singkat dengan sikat negatif
Periksa hubungan pemegang sikat

  • Periksa roda gigi pinion dan poros ulir memanjang terhadap aus dan cacat.
  • Periksa kopling jalan bebas diputar searah jarum jam pinion berputar bebas : diputar berlawanan arah jarum jam pinion terkunci
Perikas Kopling Starter

4. Mengetes kumparan medan dengan alat tes 110 volt AC - Ohmmeter - Pipser

  • Periksa kumparan medan terhadap kemungkinan putus gulungan
Periksa kumparan medan dari kemungkinan putus

  • Periksa kumparan medan terhadap hubungan singkat dengan massa
Periksa kumparan medan dari kemungkinan terjadi hubungan singkat

Wednesday, April 21, 2021

Bagaiamana Cara Melihat Arti Warna Kabel Kelistrikan Motor Honda, Yamaha, Kawasaki & Suzuki

 TipsSolusi.com - Arti Warna Kabel Kelistrikan Motor Honda, Yamaha, Kawasaki & Suzuki - Warna kabel pada setiap merek motor memiliki arti berbeda-beda. Pada dasarnya warna kabel itu hanya mewakili muatan positif (+) dan muatan negatif (-).


Warna Kabel Kelistrikan Motor Honda, Yamaha, Kawasaki & Suzuki Beserta Fungsinya


1. Warna Kabel Motor HONDA

  • Hijau : Massa (-)
  • Merah : Batteray / Accu (+)
  • Hitam : Kunci kontak untuk pengapian DC
  • Hitam Garis Putih  : Kunci kontak untuk pengapian AC
  • Putih Di spul : Pengisian
  • Putih Di Kepala : Lampu depan dekat
  • Biru : Lampu depan jauh
  • Kuning : Arus listrik ke saklar lampu
  • Abu - Abu : Flasher
  • Biru Laut : Sein kanan
  • Orange : Sein kiri
  • Coklat : Lampu seri
  • Hitam Garis Merah : Spull ke CDI (arus AC)
  • Hitam Garis Putih : Kunci kontak
  • Biru Garis Kuning : Pulser CDI
  • Hijau Garis Kuning : Lampu Rem

2. Warna Kabel Motor YAMAHA

  • Hitam : (massa)
  • Merah : (batteray +)
  • Kuning : Lampu depan jauh
  • Hijau : Lampu depan dekat
  • Coklat : Arus (+) ke kunci kontak
  • Coklat tua : Sein kiri
  • Hijau tua : Sein kanan
  • Putih Garis Merah  : Pulser
  • Hijau Garis Hitam : Rem
  • Pink : Klakson
  • Biru : Lampu seri
  • Hijau Garis Kuning : Swit rem depan
  • Biru Garis Putih : Electric stater
  • Coklat dan hijau : Spul CDI
  • Orange : Koil
  • Hitam Garis Putih : Kunci kontak
  • Coklat Garis Putih : Flasher sein

3. Warna Kabel Motor KAWASAKI

  • Hitam Garis Kuning : Massa (-)
  • Putih Merah : Batteray / Accu (+)
  • Merah Garis hitam : Lampu depan jauh
  • Merah Garis Kuning : Lampu depan dekat
  • Abu Abu : Sein kanan
  • Hijau : Sein kiri
  • Biru : Lampu rem
  • Merah : Lampu seri belakang
  • Coklat : Klakson

4. Warna Kabel motor SUZUKI

  • Hitam Garis Putih : Massa (-)
  • Merah : Batteray / Accu (+)
  • Putih Garis Merah : Pengisian dari spul
  • Kuning Garis Putih : Penerangan ke saklar lampu
  • Orange : Kunci kontak
  • Abu Abu : Lampu Belakang
  • Putih Garis Hitam : Lampu rem
  • Hijau Muda : Sein kanan
  • Hitam : Sein kiri
  • Putih Garis Biru : CDI ke Koil
  • Biru Garis Kuning : Pulser ke CDI

Monday, April 19, 2021

Bagaimana Mode Operasi Pada AKI atau ECU (Electronic Control Unit)

 TipsSolusi.com - Mode Operasi Pada ECU (Elektronic Control Unit) - Ecu merupaka sistem pengontrol yang terdapat pada mobil EFI berisi rangkaian elektronika dan software.


    Berikut Mode - Mode Operasi Pada ECU (Elektronic Control Unit) :

    1. Mode Start
    a. Ketika kunci kontak pertama kali ke posisi ON :

    ECU mensuplai tegangan 12 volt ke relai pompa bensin selama 2 detik dengan cara memassakan arus pengendali relay. Akibatnya pompa bensin dapat membangun tekanan dalam sistem bahan bakar.

    Jika mesin tidak perputar, tidak akan ada pembangkitan tegangan referensi oleh ECU. Rangkaian pengendali relai pompa bensin tidak dimassakan untuk mematikan / off- kan pompa.

    b. Sebelum mesin berputar saat kunci kontak ON, ECU menerima sinyal untuk pembacaan-pembacaan data seperti :
    • Temperatur air pendingin
    • Temperatur udara masuk
    • Tekanan atmosfer (MAP/BARO) atau massa udara dari MAF Sensor dan posisi katup gas untuk menentukan perbandingan campuran udara bensin yang pertama.  

    c. Selama mesin berputar waktu start :

    ECU mengirim pulsa ke injektor berdasarkan pulsa referensi rpm. Jika temperatur air pendingin rendah, lebar pulsa injektor diperpanjang dan terjadilah pengayaan perbandingan campuran udara-bensin.

    Jika temparatur air pendingin naik, lebar pulsa menjadi lebih pendek dan perbandingan campuran udara-bensin menjadi lebih kurus. Pada waktu start perbandingan udara-bensin ditentukan oleh ECU berkisar dari 1.5:1 pada 36 derajat C (-38F) sampai 14.7:1 pada 94 derajat C (202F)

    Catatan :
    • Mode start normal injektor menyemprotkan bensin mengikuti prosedur di atas selama katup gas menutup penuh.
    • Jika trotel dibuka, biarpun kecil, perbandingan campuran udara-bensin akan berubah.

    2. Mode Pembersih Saat Banjir Bensin 
    Jika mesin banjir bensin, pengemudi dapat menekan pedal gas sebesar 80% atau lebih besar untuk mengaktifkan Mode Pembersih Saat Banjir, agar lebih mudah meyakinkan bahwa katup gas telah dibuka 80% untuk mengaktifkan mode ini maka dapat dilakukan dengan menekan pedal gas secara penuh ke lantai (katup gas akan terbuka penuh).

    Pada waktu katup gas terbuka penuh dan putaran mesin dibawah 600 rpm (saat start) maka ECU memberikan pulsa injektor dengan perbandingan campuran udara-bensin 20:1. Bahkan memungkinkan pula beberapa saat injektor akan menghentikan penyemprotan secara total/ECU mematikan pulsa-pulsa injektor.   

    3. Run Mode (Mode Jalan) 
    Mode Jalan mempunyai 2 kondisi : Loop Terbuka (open loop) dan Loop Tertutup (closed loop). 

    4. Open Loop (Loop Terbuka) 
    Ketika mesin dihidupkan/distart pertama kali, sistem adalah dalam loop terbuka, ECU tidak menggunakan sinyal oksigen sensor, sebagai pengganti ECU menghitung rasio campuran udara- bensin dari sensor-sensor TP, ECT, MAP/MAF, IAT dan CKP. 

    Sistem akan berjalan dalam loop terbuka sampai kondisi-kondisi berikut ditemui :

    Tegangan keluar oksigen sensor bervariasi, suhu mesin sudah mencapai temperatur kerja dan oksigen sensor telah mengirimkan sinyal secara akurat ke ECU. Sensor air pendingin mesin telah mengirimkan sinyalnya ke ECU dan suhu kerja mesin telah tercapai.

    Lamanya waktu setelah start sudah tercapai, besaran waktu ini telah disimpan dalam data software memeori ECU sedemikian rupa dan disesuaikan dengan keadaan operasional mesin saat itu.

    5. Closed Loop (Loop Tertutup) 
    Ketika sinyal O2 Sensor, sensor temperatur air pendingin (ECT) dan kondisi-kondisi operasional mesin sudah bekerja sesuai dengan data pada software closed loop, maka ECU berubah ke loop tertutup. Loop tertutup berarti ECU memeriksa dan memperbaiki rasio campuran udara-bensin berdasarkan perubahan sinyal tegangan dari O2 Sensor (Oksigen sensor). 

    Bila sinyal O2 Sensor di bawah 450 mV, ECU akan menaikkan lebar pulsa injektor untuk memperkaya pernadingan campuran udara-bensin, ketika tegangan sinyal O2 Sensor naik di atas 450 mV, ECU mengurangi lebar pulsa injektor membuat perbandingan campuran lebih kurus. 

    Pada loop tertutup sensor yang lain tetap bekerja sebagaimana mestinya untuk memberikan input pada ECU.   Dengan kekonstanan pengindraan oksigen yang terkandung dalam gas buang, ECU dapat mempertahankan perbandingan campuran udara-bensin mendekati rasio ideal 14.7:1 (stokiometrik), agar katalitik konverter dapat bekerja secara effisien.   

    6. Semi-Loop Tertutup 
    Guna meningkatkan penghematan bensin, dalam beberapa tipe ECU, sub-mode loop tertutup diprogramkan. Sub-mode ini disebut semi-loop tertutup, terjadi selama pengendaraan di jalan raya kecepatan tinggi dan beban mesin ringan. ECU mengatur bensin lebih kurus dari 14.7:1.

    Converter Protection Mode (Mode Perlindungan Katalitik Konverter) ECU memonitor secara konstan operasional mesin melalui input-input seperti oksigen sensor, dan kondisi-kondisi perkiraaan yang dapat menyebabkan katalitik konverter mencapai temperatur yang berkelebihan. Jika ECU menemukan bahwa kondisi panas lanjut konverter terjadi, sistem kembali ke loop terbuka, dan memperkaya campuran bensin yang dapat mendinginkan konverter.  

    7. Acceleration Enrichment Mode (Mode Akselerasi Percepatan) 
    Ketika katup gas dibuka dengan cepat atau akselerasi, pembukaan katup gas ini akan menyebabkan penambahan secara simultan tekanan dalam manifold absolute pressure (MAP) atau massa udara (MAF) dan juga terjadi perubahan yang cepat pada sudut katup gas. 

    Penyemprotan bensin harus ditingkatkan untuk mengimbangi udara yang berlebih juga untuk respon perubahan tiba-tiba sinyal TP dan MAP/MAF, lalu ECU mengatur pulsa injektor yang lebih panjang agar campuran tidak menjadi kurus.   

    8. Decceleration Enleanment Mode (Mode Pengurangan Kecepatan) 
    Ketika mesin menurunkan kecepatan, campuran udara-bensin yang lebih kurus dibutuhkan guna mengurangi emisi hidrokarbon (HC) dan karbon monoksida (CO). ECU menerika data pengurangan tekanan atau massa udara dari MAP/MAF Sensor dan pengurangan posisi sudut katup gas (TP sensor) untuk menghitung dan pengurangan /penurunan dalam lebar pulsa injektor. 

    Pengurangan kecepatan mungkin sebagian atau secara penuh atau pengemudi mungkin tiba-tiba mengembalikan katup gas pada posisi akselerasi atau posisi idel ECU akan dapat menyesuaikan dengan tepat waktu dari segala operasional tersebut. 

    Apabila pengurangan kecepatan sampai katup gas pada posisi tertutup, ECU menyensor/mengindera bahwa pengemudi bermaksud ke mesin kembali ke putaran idel, penyemprotan bensin mungkin diputus sama sekali (pengurangan kecepatan dengan pemutusan injeksi) jika mendekati putaran idel kembali penyemprotan bensin dilakukan lagi agar putaran idel dapat dipertahankan   

    9. Fuel Cut-Off Mode (Mode Pemutusan Bensin) 
    Salah satu tujuan pemutusan bensin adalah untuk menghentikan penyemprotan bensin dari mesin selama kondisi-kondisi pengurangan kecepatan, misalnya ketika pengemudi melepas pedal gas dan kecepatan kendaraan masih relatif tinggi, maka ECU akan memutuskan penyemprotan bensin, misalnya saat menutun, atau jalan datar tapi pengemudi tiba-tiba tidak menekan pedal gas.

    ECU mungkin juga diprogram untuk memutuskan aliran bensin untuk alasan keamanan ketika mesin belum mencapai putaran maksimum (speed limiter), nilai putaran maksimum ini berbeda pada setiap mesin kendaraan. 

    Pemutusan bensin juga terjadi ketika pengapian dimatikan �OFF�, tanpa pulsa-pulsa referensi pengapian dari CKP Sensor, ECU tidak mengaktifkan injektor dan tidak ada bensin yang disemprotkan untuk mencegah dieseling atau run-on.   

    10. Selective Fuel Cut-Off (Pemutusan Bensin Selektif) 
    Adakalanya pemutusan bensin selektif digunakan dalam beberapa penerapan untuk pengaturan torsi mesin dan perlindungan mesin dari kerusakan. Dalam penerapan ini ECU dapat mematikan injektor apabila terjadi kondisi-kondisi seperti di bawah ini; Torque management enabled (pengaturan torsi); digunakan untuk mengurangi torsi selama transmisi berganti kecepatan. 

    Traction Control Enabled (kontrol traksi) : terjadi untuk mengurangi torsi saat pengereman. High Coolant Condition (kondisi sistem pendingin kurang sempurna) - melindungi mesin over heating, jika tidak ada bensin diinjeksikan ke silinder-silinder tertentu, sedikit panas dibangkitkan akan dapat mengurangi temperatur air pendingin. 

    11. Backup Mode 
    Dalam mode ini ECU bekerja melalui kalibrasi data internal yang memungkinkan ECU untuk menjalankan mesin dengan hanya melalui input-input rpm, posisi katup gas dan temperatur air pendingin untuk merubah penghitungan penyemprotan bensin. Peristiwa ini hanya terjadi saat ECU tidak dapat menerima secara normal masukan data dari sensor yang lain, meskipun demikian mesin masih dapat hidup meskipun engine check lamp ( MIL) menyala.   

    12. Mode Koreksi Tegangan Baterai 
    ECU yang cerdas juga dapat bekerja dan menyesuaikan diri dengan tegangan baterai hal ini diesebut dengan Mode Koreksi Tegangan Baterai, ECU akan mengoreksi kerja untuk mengimbangi variasi-variasi tegangan baterai ke pompa bensin dan injektor, ECU mengubah lebar pulsa pembukaan injektor guna mengkoreksi tegangan yang bervariasi pada baterai. 

    Ketika tegangan baterai turun, pompa bensin melambat dan volume bensin turun. untuk mengimbanginya, ECU menambah lebar pulsa injektor. Mode koreksi tegangan baterai ini selalu bekerja dengan akurat pada setiap kondisi operasional mesin. ECU juga melakukan mode ini saat tegangan baterai rendah waktu putaran idel atau mesin distart, ECU juga mengatur arus primer dengan penambahan waktu sudut dwell, agar kemampuan percikan bunga api pada busi tetap stabil meskipun tegangan baterai berubah.

    Friday, April 16, 2021

    Letak Sensor Toyota Avanza Atau Daihatsu Xenia

     TipsSolusi.com - Letak Sensor Toyota Avanza Atau Daihatsu Xenia - Kali ini akan dibahas tentang letak sensor dan aktuator yang terdapat pada mobil :

    • Toyota Avanza
    • Toyota Rush
    • Daihatsu Xenia
    • Daihatsu Terios.
    Kontruksi mesin tipe D-EFI

    Alasannya karena keempat mobil tersebut menggunakan basic mesin dan sistem injeksi tipe D-EFI yang sama,  yang menjadikan pembedanya cc.
    Posisi Sesor Dan Aktuator

    Letak Sensor Toyota Avanza, Toyota Rush, Daihatsu Xenia Dan Daihatsu Terios Berserta Fungsinya

    Sistem EFI tidak dapat terlepas dari komponen elektronika. Salah satu komponen elektronika dalam sistem EFI adalah sensor.
    Secara umum, sensor berfungsi untuk mendeteksi suatu kondisi atau keadaan.

    MAP berfungsi untuk mendeteksi tingkat kevacuman pada intake manifold setelah throtle body yang diakibatkan isapan dari mesin. Sensor ini sering disebut juga sebagai sensor vakum, karena fungsinya memang untuk membaca tekanan atau kevakuman. Pada mesin tipe D-EFI sensor ini terletak di sebelah kiri di rumah filter udara.

    MAP (Manifold Absolute Pressure)

    2. TPS (Throttle Position Sensor)
    Throttle Position Sensor berfungsi untuk memantau posisi throttle apakah terbuka sebagian, terbuka penuh atau tertutup, dan untuk mengetahui berapa persen (%) katup gas (throttle valve) dibuka atau seberapa lebar katup gas terbuka saat pedal gas diinjak. Semakin besar bukaan throttle yang terbaca, maka ECU akan memberikan bahan bakar lebih banyak jika dibandingkan ketika bukaan throtlle kecil. TPS atau throttle position sensor terletak di throttle body atau katup gas.

    TPS (Throttle Position Sensor)

    Engine Coolant Temperature Sensor berfungsi untuk mengontrol temperatur dari cairan pendingin atau air radiator pada saat kerja mesin. Sehingga temperatur air radiator akan dibaca oleh sensor Engine Coolant Temperature sebagai referensi suhu mesin. 

    Ketika suhu mesin dingin maka bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder akan ditambah dan sebaliknya. Lalu ketika saat mesin sudah mencapai suhu kerjannya ECU memerintahkan kipas radiator untuk berputar. Sensor ini terletak di bagian belakang kepala silinder / cylinder head, dekat rumah thermostat.
    ECT (Engine Coolant Temperature)


    4. CMP (Camshaft Position Sensor)
    Camshaft Position Sensor (CMP Sensor) berfungsi untuk memberikan data masukan ke ECU tentang posisi langkah mesin, untuk menentukan langkah isap dimana saat langkah ini terjadi pembukaan injektor / penginjeksian. CMP Sensor terdiri atas komponen elektronik yang terdapat di dalam sensor case dan tidak dapat distel maupun diperbaiki.

    Sensor ini mendeteksi posisi piston pada langkah kompresi melalui putaran signal rotor yang diputar langsung oleh camshaft untuk mengetahui posisi pembukaan dan penutupan intake dan exhaust valve. Pada mesin mobil tipe D - EFI letak CMP sensor berada di dekat camshaft lebih tepatnya di bagian belakang silinder head bagian atas.
    CMP (Camshaft Position Sensor)

    5. CKP (Crankshaft Position Sensor)
    Crank Shaft Posision Sensor (CKP Sensor) berfungsi untuk mendeteksi posisi crankshaft (poros engkol). Sensor ini mengirimkan sinyal ke ECU (Electronic Control Unit), ECU akan mengatur waktu terjadinya penyemprotan bahan bakar, menentukan lama penyemprotan, menghentikan pasokan bahan bakar pada waktu deselerasi & menentukan waktu pengapian. Sensor ini berada di bagian depan dari mesin bagian bawah tepatnya didekat pulley crankshaft atau poros engkol (depan bawah mesin)
    CKP (Crankshaft Position)

    6. IAT (Intake Air Temperature)
    Intake Air Temperature Sensor berfungsi sebagai pengukur suhu udara yang masuk. Dari sinyal yang diberikan IAT sesor, ECU akan menentukan jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan berdasarkan suhu mesin yang terbaca.

    Contoh : saat cuaca dingin maka jumlah bahan bakar akan ditambah agar mesin mudah untuk dihidupkanmendeteksi suhu udara yang masuk ke intake manifold. Sensor ini terletak pada filter udara yaitu setelah saringan udara. Sensor ini berada di air filter bagian depan kiri, sesuai dengan namanya.
    IAT (Intake Air Temperature)


    7. Knock Sensor
    Knock Sensor berfungsi untuk mendeteksi terjadinya ketukan atau knocking pada mesin. Knocking terjadi karena pembakaran yang tidak sempurna pada mesin. Sensor ini bertugas mendeteksi knocking (getaran yang dihasilkan oleh piston yg diakibatkan timing pengapian terlalu maju), saat terjadi knocking maka timing pengapian akan dimundurkan.

    Sebaliknya saat tidak terjadi knocking maka timing pengapian akan dimajukan sampai nyaris terjadi knocking, karena pada posisi itulah akan didapatkan timing pengapian yang pas sehingga mesin dapat menghasilkan performa yang maksimal

    Knock sensor terbuat dari piezo electric element yang menghasilkan tegangan ketika piezo electric element-nya berubah bentuk, hal ini terjadi pada saat block silinder vibrasi yang disebabkan karena terjadinya knocking. Sensor ini terletak di block cyilinder bagian kiri.

    Knock Sensor

    O2 sensor / Oxygen Sensor adalah sensor gas buang, sensor oksigen berfungsi untuk mengukur kadar oksigen pada gas buang, kadar oksigen ini akan menunjukan tingkat emisi yang dihasilkan mesin. Dari kadar oksigen pada gas buang inilah nantinya dapat diketahui sempurnya tidaknya pembakaran yang terjadi di dalam silinder. 

    Misalnya jika kadar oksigen pada gas buang lebih besar dari 3% maka dapat diketahui bahwa campuran bahan bakar yang masuk ke dalam silinder terlalu kurus (terlalu irit). Sehingga oksigen tidak habis dibakar dengan bahan bakar, dan jika oksigen kurang dari 0,3% maka campuran bahan baar terlalu gemuk / boros. Sensor ini terletak pada exhaust manifold
    Oxygen Sensor (O2 Sensor)

    Letak Aktuator Toyota Avanza, Toyota Rush, Daihatsu Xenia Dan Daihatsu Terios Beserta Fungsinya

    Aktuator berfungsi untuk mengeksekusi perintah dari ECU

    1. EVAP (Vacuum Switching Valve) atau VSV
    VSV bukan termasuk sensor tetapi aktuator, fungsi katup VSV (EVAP) adalah untuk membuka saluran uap bensin dari tanki melalui charcoal canister, uap bensin dari tanki tersebut akan ikut terbakar didalam mesin. Katup VSV biasanya bekerja setelah kondisi mesin sudah panas.

    Yang mana diantara tangki dan intake manifold atau saluran masuk akan dihubungkan dengan sebuah selang yang dijembatani oleh katup VSV ini. Uap bahan bakar yang dikeluarkan dari tangki akan ikut dibakar di dalam ruang bakar mesin. Katup VSV ini bekerja saat mesin sudah mencapai suhu kerja normal
    EVAP (Vacuum Switching Valve)

    Komponen ini bukan bagian dari sensor, ISC valve merupakan Aktuator, ISC berfungsi untuk mengatur kecepatan idle mesin dengan mengatur suplai udara di idle port pada throtle saat idle / stasioner, langsam atau putaran mesin tanpa beban. Dengan cara bypass katup gas atau throtle valve dalam kondisi tertutup.
    ISC (Idle Speed Control Valve)

    3. OCV (Oil Control Valve)
    OCV bukan termasuk jenis sensor, melainkan aktuator. OCV berfungsi untuk mengatur oli mesin yang masuk ke VVT-i
    OCV (Oil Control Valve)

    Injektor merupakan actuator yang berfungsi untuk menyemprotkan atau mengabutkan bensin ke dalam mesin atau ke dalam ruang bakar. Umumnya injektor ini terletak di cylinder cop atau kepala silinder dari mesin.
    Injektor


    5. Pompa Bensin (Fuel Pump Gasoline)
    Pompa bahan bakar berfungsi untuk meningkatkan tekanan dari bahan bakar sebelum diinjeksikan oleh injektor ke dalam ruang bakar. Pompa bahan bakar ini umumnya pada mobil Avanza, Xenia, terios dan Rush terletak didalam tangki bahan bakar.
    Pompa Bensin (Fuel Pump Gasoline)

    6. Kontrol Cut AC System (Air Conditioner)
    Kontrol Cut AC System (Air Conditioner) memiliki fungai sebagai berikut :
    • Bila engine mencapai temperatur 107� C maka AC akan di cut atau dimatikkan
    • Ketika pedal gas atau katup throttle gas dibuka lebih dari ketentuan dari kecepatan kendaraan maka akan membuat AC akan otomatis di cut atau dimatikkan

    7. Kontrol Electric Cooling Fan
    Kontrol Electric Cooling Fan memiliki fungsi sebagai berikut :
    • Bila temperatur engine mencapai 98� C maka electric fan akan bekerja untuk mendinginkan air pendingin
    • Bila AC dihidupkan maka electric fan akan bekerja
    • Bila sensor temperatur air pendingin rusak maka fan akan bekerja

    8. EGR (Exhaust Gas Recirculation)
    EGR atau Exhaust Gas Recirculation  merupaka sebuah teknologi di mana teknologi EGR ini bertujuan untuk mengurangi Kadar Nox pada gas buang yang dihasilkan pada proses pembakaran engine / mesin. Pada hal ini adalah mesin pembakaran dalam atau internal combustion engine.

    EGR bekerja dengan cara mensirkulasikan kembali sisa hasil pembakaran untuk kemudian dicampur kembali dengan udara bersih di intake manifold. Teknologi EGR sudah diterapkan pada mesin bensin maupun pada mesin diesel. Dengan menggunakan teknologi EGR maka emisi gas buang (polusi gas buang) dapat diperkecil

    Mesin Tanpa Camshaft / Noken AS (Freevalve)

     TipsSolusi.com - Mesin Tanpa Camshaft / Noken AS (Freevalve) - Camshaft adalah salah satu bagian dari mesin yang berfungsi untuk mengatur buka tutup katup. Camshaft terletak pada bagian atas silinder pembakaran atau blok silinder. Pada silinder pembakaran terdapat piston, crankshaft, dan lain lain. Antara camshaft dan piston terdapat valve poppet, terdapat 2 jenis katup dalam mesin

    1. Intake valve berfungsi untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara ke ruang bakar
    2. Exhaust valve berfungsi untuk mengatur keluarnya gas sisa pembakaran atau disebut juga sebagai emisi.
    Camshaft sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam mesin karena tanpa timing buka tutup katup yang tepat dari camshaft maka mesin dapat hancur. Selain itu camshaft dengan timing yang tidak tepat juga dapat mengakibatkan terjadinya knocking dan agar tidak menyebabkan knocking ini maka Camshaft hanya memiliki satu lobe per valve dengan  durasi dari valve itu sendiri adalah tetap sehingga camshaft dan valve dapat mencapai timing yang pas dan tepat.

    Era modern ini, masih banyak mesin - mesin yang menggunakan camshaft meskipun untuk mengukur timing yang pas dan tepat sangatlah sulit. Beberapa manufaktur juga menggunakan sistem ini namun dengan lebih dari 1 cam lobe (tonjolan pada poros cam). Seiring dengan berkembangnya zaman, terciptalah sebuah teknologi baru yang mampu menggerakkan valve (katup) tanpa camshaft. Teknologi ini disebut dengan Freevalve atau Camless Engine.
    Camless engine / Freevalve

    Camless engine pertama kali diciptakan oleh Christian von Koenigsegg, seorang pendiri perusahaan automotive Koegnigsegg.  Dalam perusahaan ini terdapat sebuah perusahaan kecil yang dinamakan Freevalve. Perusahaan ini bekerja dengan menjual mesin camless pertama di dunia. Camless engine berbeda dengan engine lainnya karena pada camless engine, camshaft dan throttle body dihilangkan.

    Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi volumetrik, menurunkan emisi Nox, dan mengatasi energi yang hilang (throttle pumping loss) yang terjadi pada bagian katup gas (carburator)  yang berfungsi mengatur campuran bahan bakar. 
    Lalu apa yang terjadi jika mesin tidak menggunakan camshaft lagi? 
    Dengan tidak adanya camshaft maka camless engine juga tidak menggunakan timing belt  atau timing chain yang menghubungkan camshaft dengan crankshaft, artinya mesin ini akan jauh lebih ringan dan mengurangi terjadinya kesalahan timing. 

    Selain itu dengan tidak adanya camshaft, maka beban pada mesin output juga akan berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini sangat menguntungkan bagi mesin - mesin kelautan besar karena mampu menghasilkan lebih dari 100 megawatts yang merupakan jumlah power saving yang besar.

    Camless engine menggunakan engine control unit untuk mengatur fuel injection dan exhaust timing. Dengan adanya engine control unit maka mesin mampu berganti secara konstan dan mampu menyesuaikan tanpa harus menghentikan jalannya mesin. 

    Selain itu mesin mampu untuk menjalankan RPM yang rendah yang sangat berguna saat bermanuver sehingga jauh lebih aman. Saat mesin sedang bermanuver, fuel injection dan valve timing yang dikendalikan oleh komputer mampu membuat kontrol RPM cepat sehingga mampu melakukan suatu pengereman secara cepat dana man disaat darurat.

    Camless Engine

    Keuntungan lainnya dari teknologi camless engine ini adalah mengurangi banyaknya pergerakan pada mesin-mesin lainnya. Camshaft rollers dan push rods digantikan dengan sistem electro-hydraulic actuator yang sudah terdapat fuel pumps. Teknologi camless engine ini, juga diatur oleh komputer, sehingga mengurangi resiko kerusakan pada mesin-mesin lainnya ketika terjadi suatu malfungsi. 

    Tak hanya menjual saja perusahaan Freevalve juga yang mengembangkan dan mengimplementasikan camless engine ini pada SAAB car engine. Dan pada tahun 2016 perusahaan mobil China Qoros juga menggunakan teknologi Free Valve. Dengan adanya teknologi ini, mobil dapat menghemat bahan bakar sekaligus mengurangi emisi yang dikeluarkan oleh mobil. 

    Selain itu camless engine sendiri mampu menghasilkan power dan torsi yang lebih baik dari pada engine pada umumnya. Tak hanya itu saja, camless engine memiliki efisiensi yang sangat baik. Konsep kendaraan berbasis  free valve ini sudah di pamerkan di Beijing Motor Show pada April 2016. Dengan mesin bensin 1.6 liter 4 silinder, torsi meningkat sebesar 47% sedangkan daya naik hingga 45%. 

    Lebih lanjut lagi, dengan kombinasi dengan beberapa konsep teknologi seperti deaktivasi silinder dan pneumatic hybrid (gabungan tenaga kompresi udara dengan motor bakar) dapat menurunkan konsumsi bahan bakar.

    Pada mobil Qoros tersebut, reduksi konsumsi bahan bakar mencapai 15%. Tantangan terbesarnya adalah menyesuaikan kontrol aktuasi dari katup terhadap variabel acuan untuk mendapatkan performa yang maksimal, ini diperlukan simulasi dan eksperimen yang cukup banyak. Sehingga dapat kita lihat bahwa era smart system dari otomotif semakin menguat dengan hadirnya teknologi ini.

    Hasilnya cukup mencengangkan. Mesin empat siinder dengan kapasitas kecil itu, mampu menghasilkan tenaga 230 dk dan torsi sebesar 320 Nm. Hasil sebesar ini hampir setera dengan output dari mesin Toyota 1JZ-GTE, 6 silinder 2.500 cc, itupun sudah dibantu dengan turbocharger.
    Bagaimana jika dibandingkan dengan mesin berkapasitas sama dengan turbocharger?
    Mesin camless ini menghasilkan daya 47% lebih besar, dengan torsi 45 % lebih besar. Namun demikian pemakaian bahan bakarnya justru lebih irit 15%. Kinerja buka-tutup katup diatur oleh aktuator pneumatik-hidrolik-elektronik, sehingga memiliki valve timing variabel yang tak terhingga. Sistem ini juga memungkinkan untuk 'mematikan' salah satu silinder, ketika bekerja dalam ECO Mode. 

    Berkurangnya bobot mesin, juga menjadi faktor penentu mobil menjadi lebih hemat bahan bakar. Karena tak ada perangkat camsahft dan penunjangnya, seperti gigi timing, belt serta bearing dan baut-baut. Beban kerja mesin juga berkurang, karena makin sedikit komponen di dalam mesin yang perlu digerakkan.